RSUD CILACAP

RSUD CILACAP
Yang punya blog sama asistenya...hahahaa

Senin, 11 Agustus 2014

Laporan field trip RSUD Banyumas



LAPORAN FIELD TRIP
SISTEM NEUROBEHAVIOUR
DI RSUD BANYUMAS







Disusun oleh:
Marsha Hamira Subiyakto
(121420125980088)






PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN  HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
TAHUN 2014


LAPORAN FIELD TRIP

HASIL WAWANCARA

1.    Jenis dan penggolongan gangguan jiwa (PPDGJ)
a.    Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental Simtomatik
Gangguan Mental Organik adalah gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak. Gangguan mental simtomatik adalah pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder penyakit/gangguuan sistemik di luar otak.
Gambaran utama:
1.   Gangguan fungsi kongnitif
2.   Gangguan sensorium – kesadaran, perhatian
3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi pikir (waham), mood dan emosi

b.    Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif lainnya Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham
Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh efek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan intelektual tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian.

c.    Gangguan Suasana Perasaan (Mood)
Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas dan kebanyakan gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu.

d.    Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan Terkait Stres

e.    Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik.
2.    Hasil pengkajian status mental pada klien
1.    Penampilan
(   ) Tidak rapi  
(   ) Penggunaan pakaian tidak sesuai  
(   ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Pasien terlihat rapi menggunakan baju pasien
Pembicaraan
( √  ) Cepat           (   ) Apatis        (   ) Keras        (   ) Lambat
(   ) Gagap            (   ) Membisu   (   ) Inkoherensi          
(   ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :Pasien nampak jelas dan cepat dalam berbicara
2.    Aktivitas motorik
(   ) Lesu                (   ) Tik            (   ) Tegang     (   ) Grimasem
(   ) Gelisah          (   ) Tremor      (   ) Agitasi       ( √  ) Kompulsif
Jelaskan : pasien melakukan gerakan berulang – ulang menggaruk alis dan dagu
3.    Alam Perasaan
(  ) Sedih  (   ) Ketakutan (   ) Putus asa  (   ) Khawatir   (√ ) Gembira
Jelaskan : Pasien terlihat sudah gembira
4.    Afek
( √  ) Datar            (   ) Tumpul     (   ) Labil          (   ) Tidak sesuai
Jelaskan : Pasien terlihat tidak ada ekspresi
5.    Interaksi selama wawancara
(   ) Bermusuhan  (   ) Tidak kooperatif   (   ) Mudah tersinggung
(   ) Kontak mata kurang  (   ) Curiga
Jelaskan : pasien kooperatif / pasien mampu berbicara dengan baik selama wawancara
6.    Persepsi
Halusinasi/ilusi
(    ) Pendengar    (   ) Penglihat  (   ) Perabaan (   ) Pengecap  (   ) Penghidu
Jelaskan : pasien tidak mengalami halusinasi dan ilusi
7.    Isi pikir
( √ ) Obsesi          (   ) Depersonalisasi    (   ) Phobia
(   ) Hipokondria   (   ) Ide yang terkait     (   ) Pikiran magis
Waham
(   ) Agama           (   ) Ninilistik    (   ) Somatik    (   ) Sisip pikir
(   ) Kebesaran     (   ) Siar pikir   (   ) Curiga       (   ) Kontrol pikir
Jelaskan : pasien mengatakan dirinya sebagai manager sebuah perusahaan di Jakarta
8.    Proses pikir
(   ) Sirkumtansial (   ) Flight of idea(   ) Tangensial
(   ) Blocking                     ( ) Kehilangan asosiasi
(   ) Pengulangan pembicaraan persevasi
Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan berfikir
Tingkat kesadaran
(   ) Bingung         (   ) Sedasi       (   ) Stupor
(   ) disorientasi waktu        (   ) Disorientasi orang  (   ) Disorientasi tempat
Jelaskan : pasien sadar penuh
9.    Memori
(   ) Gangguan daya ingat jangka panjang
(   ) Gangguan daya ingat jangka pendek
(   ) Gangguan daya ingat saat ini
Jelaskan : Tidak ada gangguan
10.  Tingkat konsentrasi dan berhitung
(   ) Mudah beralih
(   ) Tidak mampu berkonsentrasi
(   ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Masih bisa fokus dalam menjawab setiap pertanyaan

(√  ) Gangguan ringan                  (   ) Gangguan bermakna
Jelaskan : pasien masih mampu menjawab pertanyaan perawat.

Daya tilik diri
(   ) Mengingkari penyakit yang diderita
(   ) Menyalahkan hal diluar dirinya
Jelaskan : -


3.   Psikofarmaka
Terapi yang diberikan :
1.    Alprazolam 1mg (3x1)
2.    Sandoz 5mg (3x1)
3.    Fluoxetine HCL (1x1)
4.    Haloperidol 5mg
5.    Chlorpromazin 25 mg

4.    Penatalaksanaan klien gangguan jiwa :
- Teknik Menggunakan ECT
1.    Puasa ≥ 4 jam
2.    Arus bolak-balik
3.    Voltase 70-110          rata-rata 90
4.    Anode dan katode
5.    6 orang :
- 2 orang pegang paha
- 2 orang pegang tangan
- 1 orang pegang kepala
- 1 orang pegang anode&katode
6.    Pengaman gigi dan mulut
7.    Kain basah
8.    Siapkan alat resusitasi

ALAT-ALAT :
a.    Konvulsator set (diatur intensitas dan timer)
b.    Tounge spatel atau karet mentah dibungkus kain
c.    Kain kasa
d.    Cairan Nacl secukupnya
e.    Spuit disposibel
f.     Obat SA injeksi 1 ampul
g.    Tensimeter
h.    Stetoskop
i.      Slim suiger
j.      Set konvulsator
LANGKAH-LANGKAH
a.    Setelah alat sudah disiapkan, pindahkan klien ke tempat dengan permukaan rata dan cukup keras. Posisikan hiperektensi punggung tanpa bantal. Pakaian dikendorkan, seluruh badan di tutup dengan selimut, kecuali bagian kepala.
b.    Berikan natrium metoheksital (40-100 mg IV). Anestetik barbiturat ini dipakai untuk menghasilkan koma ringan.
c.    Berikan pelemas otot suksinikolin atau Anectine (30-80 mg IV) untuk menghindari kemungkinan kejang umum.
d.    Kepala bagian temporal (pelipis) dibersihkan dengan alkohol untuk tempat elektrode menempel.
e.    Kedua pelipis tempat elektroda menempel dilapisi dengan kasa yang dibasahi caira Nacl.
f.     Penderita diminta untuk membuka mulut dan masang spatel/karet yang dibungkus kain dimasukkan dan klien diminta menggigit
g.    Rahang bawah (dagu), ditahan supaya tidak membuka lebar saat kejang dengan dilapisi kain
h.    Persendian (bahu, siku, pinggang, lutu) di tahan selama kejang dengan mengikuti gerak kejang
i.      Pasang elektroda di pelipis kain kasa basah kemudia tekan tombol sampai timer berhenti dan dilepas
j.      Menahan gerakan kejang sampai selesai kejang dengan mengikuti gerakan kejang (menahan tidak boleh dengan kuat).
k.    Bila berhenti nafas berikan bantuan nafas dengan rangsangan menekan diafragma
l.      Bila banyak lendir, dibersihkan dengan slim siger
m.   Kepala dimiringkan
n.    Observasi sampai klien sadar
o.    Dokumentasikan hasil di kartu ECT dan catatan keperawatan





HASIL OBSERVASI :

1.  Tanda dan gejala gangguan jiwa
a.    Mengatakan mendengar suara.
b.    Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal yang tidak nyata.
c.    Tidak dapat memusatkan konsentrasi
d.    Pembicaraan kacau dan tidak masuk akal
e.    Menarik diri, menghindar dari orang lain.

2. Diagnosa keperawatan yang banyak ditemui di RS :
a.    Waham
b.    Halusinasi
c.    Isolasi sosial
d.    Harga diri rendah
e.    Resiko bunuh diri
f.     Perilaku kekerasan/resiko perilaku kekerasan
g.    Defisit perwatan diri

3.  Psikofarmaka
Terapi yang diberikan :
1.    Alprazolam 1mg (3x1)
2.    Sandoz 5mg (3x1)
3.    Fluoxetine HCL (1x1)
4.    Haloperidol 5mg

4.  Penatalaksanaan klien gangguan jiwa :
-            Menggunakan ECT
1.      Puasa ≥ 4 jam
2.      Arus bolak-balik
3.      Voltase 70-110          rata-rata 90
4.      Anode dan katode
5.      6 orang :
- 2 orang pegang paha
- 2 orang pegang tangan
- 1 orang pegang kepala
- 1 orang pegang anode&katode
6.      Pengaman gigi dan mulut
7.      Kain basah
8.      Siapkan alat resusitasi

ALAT-ALAT:
a. Konvulsator set (diatur intensitas dan timer)
b. Tounge spatel atau karet mentah dibungkus kain
c. Kain kasa
d. Cairan Nacl secukupnya
e. Spuit disposibel
f.  Obat SA injeksi 1 ampul
g. Tensimeter
h. Stetoskop
i.  Slim suiger
j.  Set konvulsator

LANGKAH-LANGKAH :
a.    Setelah alat sudah disiapkan, pindahkan klien ke tempat dengan permukaan rata dan cukup keras. Posisikan hiperektensi punggung tanpa bantal. Pakaian dikendorkan, seluruh badan di tutup dengan selimut, kecuali bagian kepala.
b.    Berikan natrium metoheksital (40-100 mg IV). Anestetik barbiturat ini dipakai untuk menghasilkan koma ringan.
c.    Berikan pelemas otot suksinikolin atau Anectine (30-80 mg IV) untuk menghindari kemungkinan kejang umum.
d.    Kepala bagian temporal (pelipis) dibersihkan dengan alkohol untuk tempat elektrode menempel.
e.    Kedua pelipis tempat elektroda menempel dilapisi dengan kasa yang dibasahi caira Nacl.
f.     Penderita diminta untuk membuka mulut dan masang spatel/karet yang dibungkus kain dimasukkan dan klien diminta menggigit
g.    Rahang bawah (dagu), ditahan supaya tidak membuka lebar saat kejang dengan dilapisi kain
h.    Persendian (bahu, siku, pinggang, lutu) di tahan selama kejang dengan mengikuti gerak kejang
i.      Pasang elektroda di pelipis kain kasa basah kemudia tekan tombol sampai timer berhenti dan dilepas
j.      Menahan gerakan kejang sampai selesai kejang dengan mengikuti gerakan kejang (menahan tidak boleh dengan kuat).
k.    Bila berhenti nafas berikan bantuan nafas dengan rangsangan menekan diafragma
l.      Bila banyak lendir, dibersihkan dengan slim siger
m.   Kepala dimiringkan
n.    Observasi sampai klien sadar
o.    Dokumentasikan hasil di kartu ECT dan catatan keperawatan

5.  Komunikasi teraupetik pada klien gangguan jiwa
1.  Fase pra interaksi
Fase pra interaksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan klien. Yang dilakukan adalah mencari data pasien,mengeksplorasi perasaan pasien,dan rencana tindakan.

2.  Fase Perkenalan/Orientasi
Perkenalan merupakan kegiatan yang ada lakukan saat pertama kali bertemu denga klien. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
a.    Memberi salam
Assalamu’alaikum / selamat pagi / siang / sore / malam atau sesuai dengan latar belakang social budaya yang disertai dengan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
b.    Memperkenalkan diri
“Nama saya Marsha Hamira, saya bisa dipanggil Marsha”
c.    Menanyakan nama klien
“benar dengan Mas Asri Hidayat ?”, Mas suka dipanggil siapa?”
d.    Peran
     “Saya disini mahasiswa yang sedang praktek,saya bertugas dari jam 7 sampai jam 2 siang.”
e.    Tanggung jawab
     “Saya disini yang akan merawat bapak bersama dengan tim.”
f.     Tujuan
    “Tujuannya agar saya ingin mendapatkan data langsung dari mas.”
g.    Tempat,waktu
    “nanti tempatnya disini saja ya bapak,waktunya 10menit.”
h.    Kerahasiaan
    “Bapak tidak usah khawatir,data yang saya peroleh akan saya rahasiakan dan hanya untuk kepentingan pengobatan.”

3.  Fase Kerja
Fase kerja merupakan inti hubungan perawatan klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Contoh komunikasi :
“sebelum saya mulai,apakah ada yang ingin bapak  tanyakan?”
“apakah ada yang bapak keluhkan?”
“baiklah kalau tidak ada,bisa saya mulai sekarang?”
“kenapa mas bisa dibawa kesini?

4.  Fase Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dengan klien yaitu membuat kesimpulan.
Contoh komunikasi :
Baiklah dapat saya simpulkan bahwa mas mengamuk dengan cara memecahkan kaca mushola karena dituduh oleh pak gede bahwa mas telah menjadikan anak kecil menangis.”
“bagus bapak sudah bisa dan mau mengobrol dengan saya”
“mungkin ada hal lain yang belum bapak sampaikan,coba bapak ingat kembali.”
“besok kita akan ketemu lagi untuk melatih mengontrol halusinasi ya bapak”
“silahkan bapak istirahat kembali”



Purwokerto, 7 Agustus 2014
Nama : Marsha Hamira .S
NIM     : 121420125980088