download PKM Penelitian.pdf (marsha hamira s)
Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup penderita dibates mellitus di Klinik Prodia Purwokerto
http://www.4shared.com/office/5L71SthVba/USULAN_PROGRAM_KREATIVITAS_MAH.html
Blog ini berisi informasi perihal seleksi CASN baik CPNS maupun PPPK. Selain itu, blog ini juga banyak diisi dengan informasi-informasi perihal Keperawatan.
RSUD CILACAP
Jumat, 03 Oktober 2014
PKM PENELITIAN
download pkm penelitian.pdf (marsha hamira s)
Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup penderita diabetes mellitus di klinik Prodia Purwokerto
http://downloads.ziddu.com/download/24095286/USULAN-PROGRAM-KREATIVITAS-MAHASISWA.pdf.html
Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup penderita diabetes mellitus di klinik Prodia Purwokerto
http://downloads.ziddu.com/download/24095286/USULAN-PROGRAM-KREATIVITAS-MAHASISWA.pdf.html
Senin, 11 Agustus 2014
Laporan field trip RSUD Banyumas
LAPORAN FIELD TRIP
SISTEM NEUROBEHAVIOUR
DI RSUD BANYUMAS
Disusun oleh:
Marsha Hamira Subiyakto
(121420125980088)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
TAHUN 2014
LAPORAN FIELD TRIP
HASIL WAWANCARA
1.
Jenis dan penggolongan gangguan jiwa
(PPDGJ)
a. Gangguan Mental Organik,
termasuk Gangguan Mental Simtomatik
Gangguan
Mental Organik adalah gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan
sistemik atau otak. Gangguan mental simtomatik adalah pengaruh terhadap otak
merupakan akibat sekunder penyakit/gangguuan sistemik di luar otak.
Gambaran
utama:
1. Gangguan fungsi kongnitif
2. Gangguan
sensorium – kesadaran, perhatian
3. Sindrom
dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi pikir
(waham), mood dan emosi
b. Gangguan Mental dan Perilaku
Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif lainnya Skizofrenia, Gangguan
Skizotipal dan Gangguan Waham
Skizofrenia
ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi, serta oleh efek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan
kemampuan intelektual tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang
kemudian.
c. Gangguan Suasana Perasaan
(Mood)
Kelainan
fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah
depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan yang
meningkat). Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat
aktivitas dan kebanyakan gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu.
d. Gangguan Neurotik, Gangguan
Somatoform dan Gangguan Terkait Stres
e.
Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor
Fisik.
2. Hasil pengkajian status mental pada klien
1.
Penampilan
( ) Tidak rapi
( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan
: Pasien terlihat rapi
menggunakan baju pasien
Pembicaraan
( √ ) Cepat ( ) Apatis ( ) Keras (
) Lambat
( ) Gagap ( ) Membisu ( ) Inkoherensi
( ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan
:Pasien nampak jelas dan
cepat dalam berbicara
2.
Aktivitas motorik
( ) Lesu ( ) Tik ( ) Tegang ( ) Grimasem
( ) Gelisah ( ) Tremor ( ) Agitasi (
√ ) Kompulsif
Jelaskan
: pasien
melakukan gerakan berulang – ulang menggaruk alis dan dagu
3.
Alam Perasaan
( ) Sedih ( ) Ketakutan (
) Putus asa ( ) Khawatir (√ )
Gembira
Jelaskan
: Pasien terlihat sudah
gembira
4.
Afek
( √ ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan
: Pasien terlihat tidak
ada ekspresi
5.
Interaksi selama wawancara
( ) Bermusuhan ( ) Tidak kooperatif ( ) Mudah tersinggung
( ) Kontak mata kurang ( ) Curiga
Jelaskan
: pasien kooperatif /
pasien mampu berbicara dengan baik selama wawancara
6.
Persepsi
Halusinasi/ilusi
( ) Pendengar ( ) Penglihat ( )
Perabaan ( ) Pengecap ( )
Penghidu
Jelaskan
: pasien tidak mengalami halusinasi dan
ilusi
7.
Isi pikir
( √ ) Obsesi ( ) Depersonalisasi ( )
Phobia
( ) Hipokondria ( ) Ide yang terkait ( )
Pikiran magis
Waham
( ) Agama ( ) Ninilistik ( ) Somatik ( ) Sisip pikir
( ) Kebesaran ( ) Siar pikir ( ) Curiga ( ) Kontrol pikir
Jelaskan
: pasien mengatakan dirinya sebagai
manager sebuah perusahaan di Jakarta
8.
Proses pikir
(
) Sirkumtansial ( ) Flight of idea( ) Tangensial
(
) Blocking ( )
Kehilangan asosiasi
(
) Pengulangan pembicaraan persevasi
Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan
berfikir
Tingkat
kesadaran
( ) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor
( ) disorientasi waktu ( ) Disorientasi orang ( )
Disorientasi tempat
Jelaskan
: pasien sadar penuh
9.
Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( ) Gangguan daya ingat saat ini
Jelaskan
: Tidak ada gangguan
10.
Tingkat konsentrasi dan berhitung
( ) Mudah beralih
( ) Tidak mampu berkonsentrasi
( ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Masih bisa fokus dalam menjawab
setiap pertanyaan
(√ ) Gangguan ringan ( )
Gangguan bermakna
Jelaskan : pasien masih mampu menjawab
pertanyaan perawat.
Daya
tilik diri
( ) Mengingkari penyakit yang diderita
( ) Menyalahkan hal diluar dirinya
Jelaskan
: -
3. Psikofarmaka
Terapi yang diberikan :
1. Alprazolam 1mg (3x1)
2. Sandoz 5mg (3x1)
3. Fluoxetine HCL (1x1)
4. Haloperidol 5mg
5. Chlorpromazin 25 mg
4. Penatalaksanaan klien gangguan jiwa :
- Teknik Menggunakan ECT
1.
Puasa
≥ 4 jam
2. Arus bolak-balik
3. Voltase 70-110 rata-rata 90
4. Anode dan katode
5.
6
orang :
-
2 orang pegang paha
-
2 orang pegang tangan
-
1 orang pegang kepala
-
1 orang pegang anode&katode
6. Pengaman gigi dan mulut
7. Kain basah
8. Siapkan alat resusitasi
ALAT-ALAT
:
a. Konvulsator set (diatur intensitas dan timer)
b.
Tounge
spatel atau karet mentah dibungkus kain
c.
Kain kasa
d.
Cairan Nacl
secukupnya
e.
Spuit
disposibel
f.
Obat SA
injeksi 1 ampul
g.
Tensimeter
h.
Stetoskop
i.
Slim suiger
j.
Set
konvulsator
LANGKAH-LANGKAH
a. Setelah alat sudah disiapkan, pindahkan klien ke
tempat dengan permukaan rata dan cukup keras. Posisikan hiperektensi punggung
tanpa bantal. Pakaian dikendorkan, seluruh badan di tutup dengan selimut,
kecuali bagian kepala.
b.
Berikan
natrium metoheksital (40-100 mg IV). Anestetik barbiturat ini dipakai untuk
menghasilkan koma ringan.
c.
Berikan
pelemas otot suksinikolin atau Anectine (30-80 mg IV) untuk menghindari
kemungkinan kejang umum.
d.
Kepala
bagian temporal (pelipis) dibersihkan dengan alkohol untuk tempat elektrode
menempel.
e.
Kedua
pelipis tempat elektroda menempel dilapisi dengan kasa yang dibasahi caira
Nacl.
f.
Penderita
diminta untuk membuka mulut dan masang spatel/karet yang dibungkus kain
dimasukkan dan klien diminta menggigit
g.
Rahang bawah
(dagu), ditahan supaya tidak membuka lebar saat kejang dengan dilapisi kain
h.
Persendian
(bahu, siku, pinggang, lutu) di tahan selama kejang dengan mengikuti gerak
kejang
i.
Pasang
elektroda di pelipis kain kasa basah kemudia tekan tombol sampai timer berhenti
dan dilepas
j.
Menahan
gerakan kejang sampai selesai kejang dengan mengikuti gerakan kejang (menahan
tidak boleh dengan kuat).
k.
Bila
berhenti nafas berikan bantuan nafas dengan rangsangan menekan diafragma
l.
Bila banyak
lendir, dibersihkan dengan slim siger
m.
Kepala
dimiringkan
n.
Observasi
sampai klien sadar
o. Dokumentasikan hasil di kartu ECT dan catatan
keperawatan
HASIL OBSERVASI :
1. Tanda dan gejala gangguan jiwa
a.
Mengatakan
mendengar suara.
b.
Tidak
dapat membedakan hal yang nyata dan hal yang tidak nyata.
c.
Tidak
dapat memusatkan konsentrasi
d.
Pembicaraan
kacau dan tidak masuk akal
e.
Menarik
diri, menghindar dari orang lain.
2. Diagnosa keperawatan yang banyak ditemui di RS :
a. Waham
b.
Halusinasi
c.
Isolasi
sosial
d.
Harga diri
rendah
e.
Resiko bunuh
diri
f.
Perilaku
kekerasan/resiko perilaku kekerasan
g. Defisit perwatan diri
3. Psikofarmaka
Terapi yang diberikan :
1. Alprazolam 1mg (3x1)
2. Sandoz 5mg (3x1)
3. Fluoxetine HCL (1x1)
4. Haloperidol 5mg
4. Penatalaksanaan
klien gangguan jiwa :
-
Menggunakan ECT
1. Puasa ≥ 4 jam
2. Arus bolak-balik
3.
Voltase
70-110 rata-rata 90
4.
Anode
dan katode
5.
6
orang :
-
2 orang pegang paha
-
2 orang pegang tangan
-
1 orang pegang kepala
-
1 orang pegang anode&katode
6.
Pengaman
gigi dan mulut
7.
Kain
basah
8.
Siapkan
alat resusitasi
ALAT-ALAT:
a. Konvulsator
set (diatur intensitas dan timer)
b. Tounge
spatel atau karet mentah dibungkus kain
c. Kain kasa
d. Cairan
Nacl secukupnya
e. Spuit
disposibel
f. Obat SA injeksi 1 ampul
g.
Tensimeter
h. Stetoskop
i. Slim suiger
j. Set konvulsator
LANGKAH-LANGKAH
:
a. Setelah alat sudah disiapkan, pindahkan klien ke
tempat dengan permukaan rata dan cukup keras. Posisikan hiperektensi punggung
tanpa bantal. Pakaian dikendorkan, seluruh badan di tutup dengan selimut,
kecuali bagian kepala.
b.
Berikan
natrium metoheksital (40-100 mg IV). Anestetik barbiturat ini dipakai untuk
menghasilkan koma ringan.
c.
Berikan
pelemas otot suksinikolin atau Anectine (30-80 mg IV) untuk menghindari
kemungkinan kejang umum.
d.
Kepala bagian
temporal (pelipis) dibersihkan dengan alkohol untuk tempat elektrode menempel.
e.
Kedua
pelipis tempat elektroda menempel dilapisi dengan kasa yang dibasahi caira
Nacl.
f.
Penderita
diminta untuk membuka mulut dan masang spatel/karet yang dibungkus kain dimasukkan
dan klien diminta menggigit
g.
Rahang bawah
(dagu), ditahan supaya tidak membuka lebar saat kejang dengan dilapisi kain
h.
Persendian
(bahu, siku, pinggang, lutu) di tahan selama kejang dengan mengikuti gerak
kejang
i.
Pasang
elektroda di pelipis kain kasa basah kemudia tekan tombol sampai timer berhenti
dan dilepas
j.
Menahan
gerakan kejang sampai selesai kejang dengan mengikuti gerakan kejang (menahan
tidak boleh dengan kuat).
k.
Bila
berhenti nafas berikan bantuan nafas dengan rangsangan menekan diafragma
l.
Bila banyak
lendir, dibersihkan dengan slim siger
m.
Kepala
dimiringkan
n.
Observasi
sampai klien sadar
o. Dokumentasikan hasil di kartu ECT dan catatan
keperawatan
5. Komunikasi
teraupetik pada klien gangguan jiwa
1. Fase pra interaksi
Fase pra interaksi merupakan masa persiapan sebelum
berhubungan dan berkomunikasi dengan klien. Yang dilakukan adalah mencari data
pasien,mengeksplorasi perasaan pasien,dan rencana tindakan.
2. Fase Perkenalan/Orientasi
Perkenalan merupakan kegiatan yang ada lakukan saat
pertama kali bertemu denga klien. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
a. Memberi salam
Assalamu’alaikum
/ selamat pagi / siang / sore / malam atau sesuai dengan latar belakang social
budaya yang disertai dengan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
b. Memperkenalkan diri
“Nama saya
Marsha Hamira, saya bisa dipanggil Marsha”
c. Menanyakan nama klien
“benar
dengan Mas Asri Hidayat ?”, Mas suka dipanggil siapa?”
d. Peran
“Saya disini mahasiswa yang sedang
praktek,saya bertugas dari jam 7 sampai jam 2 siang.”
e. Tanggung jawab
“Saya disini yang akan merawat bapak
bersama dengan tim.”
f. Tujuan
“Tujuannya agar saya ingin mendapatkan data
langsung dari mas.”
g. Tempat,waktu
“nanti
tempatnya disini saja ya bapak,waktunya 10menit.”
h. Kerahasiaan
“Bapak tidak usah khawatir,data yang saya
peroleh akan saya rahasiakan dan hanya untuk kepentingan pengobatan.”
3. Fase Kerja
Fase kerja merupakan inti hubungan perawatan klien
yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Contoh komunikasi :
“sebelum saya mulai,apakah ada yang ingin bapak tanyakan?”
“apakah ada yang bapak keluhkan?”
“baiklah kalau tidak ada,bisa saya mulai sekarang?”
“kenapa mas bisa dibawa kesini?
4. Fase Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan
perawat dengan klien yaitu membuat kesimpulan.
Contoh komunikasi :
Baiklah dapat saya simpulkan bahwa mas mengamuk dengan cara memecahkan kaca
mushola karena dituduh oleh pak gede bahwa mas telah menjadikan anak kecil
menangis.”
“bagus bapak sudah bisa dan mau mengobrol dengan saya”
“mungkin ada hal lain yang belum bapak sampaikan,coba bapak ingat kembali.”
“besok kita akan ketemu lagi untuk melatih mengontrol halusinasi ya bapak”
“silahkan bapak istirahat kembali”
Purwokerto, 7 Agustus 2014
Nama :
Marsha Hamira .S
NIM :
121420125980088
Langganan:
Postingan (Atom)