RSUD CILACAP

RSUD CILACAP
Yang punya blog sama asistenya...hahahaa

Minggu, 16 Maret 2014



ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN FRAKTUR TERTUTUP
  1. KONSEP DASAR PENYAKIT
1.  PENGERTIAN FRAKTUR TERTUTUP
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Fraktur tertutup adalah fraktur yang fragmen tulangnya tidak menembus kulit sehingga tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar. (Sjamsuhidajat,1997)
2. PENYEBAB
                        A. Trauma Langsung
                             Benturan pada tulang yang menyebabkan fraktur pada area
                             benturan.
B. Trauma Tidak Langsung
Fraktur tidak terjadi pada tempat benturan tapi di tempat lain ole karena kekuatan trauma          diteruskan oleh sumbu tulang ke tempat lain.
C. Etiologi lain :
      – trauma tenaga fisik (tabrakan,benturan)
      – penyakit pada tulang (proses.degeneratif,kanker tulang)
      – degenerasi spontan
                        3. PATOFISIOLOGI
                        Trauma langsung dan tidak langsung serta faktor etiologi lain akan menyebabkan terjadinya tekanan eksternal pada tulang. Tekanan ini lebih besar dari kemampuan menahan yang dimiliki oleh tulang sehingga timbulah fraktur salah satunya fraktur tertutup. Pada tulang yang mengalami fraktur tertutup akan terdapat diskontinuitas tulang dan biasannya disertai cedera jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan syaraf. Diskontinuitas tulang juga dapat mengakibatkan deformitas tulang.Dimana deformitas tulang dan juga cedera pada ligament, otot, dan tendon akan memunculkan masalah Kerusakan Mobilitas Fisik.Kerusakan atau cedera yang mengenai pembuluh darah sekitar akan menimbulkan masalah Risiko terhadap Perubahan Perfusi Jaringan Perifer dan PK(Potensial Komplikasi): Emboli Lemak.Dan kerusakan atau cedera yang terjadi pada ligament, otot,dan tendon serta jaringan syaraf sekitar akan merangsang reseptor nyeri sehingga dapat memunculkan masalah Nyeri Akut. Terjadinya fraktur tertutup itu sendiri akan membawa perubahan pada status kesehatan klien yang mengakibatkan masalah Ansietas.
             4. TANDA DAN GEJALA
·         Deformitas
·         Fungtiolaesia
·         Nyeri tekan
·         Nyeri bila digerakkan
·         Bengkak akibat trauma jar lunak dan perdarahan
·         Spasme otot
·         Kadang ada krepitasi
5. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan secara inspeksi, palpasi, dan penilaian gerakan sendi baik  aktif maupun pasif.Sbb :
·         Inspeksi : melihat raut wajah klien apakah telihat kesakitan,cara berjalan,cara duduk dan cara tidur dan melihat kondisi fisik spt : kulit (warna,tekstur kulit), jaringan lunak (pem.darah,otot, ligamen, tendon) terhadap adanya bengkak,perdarahan,cekungan atau abnormalitas,warna kemerahan atau kebiruan dan deformitas (kelainan bentuk)
·         Palpasi : suhu kulit,denyut nadi (apakah teraba atau tidak teraba), spasme atau atropi otot, nyeri tekan,pengukuran panjang tulang.
·         Pergerakan : evaluasi gerakan sendi,stabilitas sendi,ROM
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
·         Rontgen,CT Scan,MRI
·         Anteragran/nanogram
·         Lab : DL
·         Kreatinin
7.  KRETERIA DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakan berdasarkan manifestasi klinis yang muncul dan hasil pemeriksaan penunjang yang mendukung.
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. REPOSISI : pengembalian fragmen tulang keposisi semula
1. Reposisi tertutup : dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang reposisinya dgn       memanipulasi dan traksi manual.
2. Reposisi terbuka : dilakukan dengan pendekatan bedah,fragmen tulang direposisi.
b. IMOBILISASI : mempertahankan reposisi sampai tahap  penyembuhan.
1.      Konservatif fiksasi eksterna : gips,bidai,traksi
2.      ORIF(Open Reduction Internal Fixation): pen,flat,screw
c. REHABILITASI : pemulihan kembali/pengembalian fungsi dan
                                   kekuatan normal bagian yang terkena                            
B.                 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.      PENGKAJIAN
Data Subjektif :   klien mengatakan-”sakit pada bagian tulang tertentu”
                                                        -“sakit saat menggerakkan anggota
                                                           tubuh tertentu”
                                                        -“kemerahan atau lebam pada
                                                           bagian tubuh tertentu”
                                                        -“bengkak pada bagian tulang
                                                           tertentu”
                                                        -“tidak dapat bergerak leluasa dan
                                                           memenuhi kebutuhannya”
                                                        -“aktivitasnya dibantu”
                                                        -“badannya terasa lemah”
                                                        -“tulang tertentu tampak bengkok”
                                                        -“khawatir dengan keadaannya”
Data Objektif :  klien tampak lemah,wajah tampak meringis saat
                          bergerak, tampak hati2 dan melindungi bagian tubuh
                          tertentu saat bergerak,tampak kemerahan,kebiruan dan
                          bengkak pada bagian tubuh tertentu,tampak adanya
                          deformitas tulang tertentu,tampak imobilisasi dan
                         ADL dibantu,ekspresi wajah tampak cemas dan tegang
2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pohon masalah pada patofisiologi di atas dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan yang mngkin muncul :
1.      Nyeri akut b.d  trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder terhadap: fraktur tertutup d.d klien mengatakan sakit pada bagian tubuh tertentu,sakit saat menggerakan anggota tubuh tertentu, wajah tampak meringis saat bergerak dan tampak hati2 dan melindungi bagian tubuh tertentu saat bergerak.
2.      Kerusakan Mobilitas Fisik b.d penurunan kekuatan dan ketahanan sekunder terhadap : fraktur tertutup d.d klien mengatakan tidak dapat bergerak leluasa dan memenuhi kebutuhannya,aktivitasnya dibantu,badannya terasa lemah, tulang tertentu tampak bengkok, tampak adanya deformitas tulang, tampak imobilisasi dan ADL dibantu.
3.      Ansietas b.d ancaman actual atau dirasakan adanya ancaman terhadap konsep diri sekunder terhadap : perubahan status kesehatan d.d klien mengatakan khawatir dengan keadaannya,dan ekspresi wajah tampak cemas dan tegang.
4.      Risiko perubahan Perfusi jaringan perifer b.d trauma atau kompresi pembuluh darah.
5.      PK(Potensial Komplikasi): Emboli Lemak
3.      RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
a.Prioritas Diagnosa keperawatan:
   Dari kelima Diagnosa Keperawatan yang muncul dapat ditentukan
   prioritas diagnsa keperawatan berdasarkan berat ringannya masalah
   sbb :
1.      Nyeri akut b.d  trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder terhadap: fraktur tertutup d.d klien mengatakan sakit pada bagian tubuh tertentu,sakit saat menggerakan anggota tubuh tertentu, wajah tampak meringis saat bergerak dan tampak hati2 dan melindungi bagian tubuh tertentu saat bergerak.
2.      Risiko perubahan Perfusi jaringan perifer b.d trauma atau kompresi pembuluh darah.
3.      Kerusakan Mobilitas Fisik b.d penurunan kekuatan dan ketahanan sekunder terhadap : fraktur tertutup d.d klien mengatakan tidak dapat bergerak leluasa dan memenuhi kebutuhannya,aktivitasnya dibantu,badannya terasa lemah, tulang tertentu tampak bengkok, tampak adanya deformitas tulang, tampak imobilisasi dan ADL dibantu.
4.      Ansietas b.d ancaman actual atau dirasakan adanya ancaman
                                    terhadap konsep diri sekunder terhadap : perubahan status
                                    kesehatan d.d klien mengatakan khawatir dgn keadaannya,dan
                                    ekspresi wajah tampak cemas dan tegang
5.      PK(Potensial Komplikasi): Emboli Lemak
                         b. Rencana keperawatan
                             ( Carpenito,2000 dan Wilkinson 2007)
1.      Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder terhadap : Fraktur tertutup
Tujuan             : nyeri teratasi dengan menunjukan
                          tanda2 nyeri hilang atau terkontrol dan
                          penggunaan keterampilan relaksasi
Intervensi        :
·         Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, pembebat, traksi
Rasional : menghilangkan nyeri dan mencegah
                 kesalahan posisi tulang dan jaringan
                 yang cedera.
·         Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
Rasional : meningkatkan aliran balik vena,
                 menurunkan odem dan menurunkan
                 nyeri
·         Hindari penggunaan sprei atau bantal plastik dibawah ekstremitas dalam gips
Rasional : mengurangi ketidaknyamanan akibat
                 produksi panas.
·         Evaluasi keluhan nyeri atau ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan karakteristik termasuk intensitas/skala nyeri (1-10)
Rasional : mengetahui intensitas nyeri sehingga
                 memudahkan intervensi.
·         Berikan alternatif tindakan kenyamanan dengan pemijatan punggung atau perubahan posisi
Rasional : meningkatkan sirkulasi umum,
                 menurunkan area tekanan lokal dan
                 kelelahan otot.
·         Berikan kompres dingin sesuai keperluan
Rasional : menurunkan odema,pembentukan
                 hematoma,menurunkan sensasi nyeri.
·         Delegatif dalam pemberian Analgetik sesuai indikasi
Rasional : analgetik membantu menurunkan
                 nyeri dan atau spasme otot.
2.      Risiko terhadap Perubahan Perfusi Jaringan Perifer b.d trauma atau kompresi pembuluh darah
Tujuan             : perubahan perfusi jaringan perifer tidak
                          terjadi.
Intervensi        :
·         Awasi vital sign,palpasi nadi perifer
Rasional : sebagai indikator umum keadekuatan
                 perfusi dan status sirkulasi.
·         Lakukan pengkajian neurovaskuler periodik contoh sensasi, gerakan, nadi, warna kulit, dan suhu
Rasional : balutan yang terlalu ketat pada gips
                 atau bidai misal dapat mengganggu
                 sirkulasi darah.
·         Kolaborasi dalam pengawasan pemeriksaan laboratorium
Rasional : sebagai indicator keadekuatan perfusi
                 jaringan.
·         Delegatif dalam pemasangan IVFD
Rasional : mempertahankan volume sirkulasi
                 dan memaksimalkan perfusi jaringan.
3.      Kerusakan Mobilitas Fisik b.d penurunan kekuatan dan ketahanan sekunder terhadap: fraktur tertutup
Tujuan             : meningkatkan atau mempertahankan
                          mobilitas pada tingkat yang
                          memungkinkan dan mampu
                          memenuhi ADL secara bertahap.
Intervensi        :
·         Kaji derajat mobilitas yg dihasilkan oleh cedera atau pengobatan dan perhatikan persepsi klien terhadap imobilisasi
Rasional : perlu untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.
·         Latih ROM aktif dan ROM pasif pada area yang sakit ataupun tidak sakit
Rasional : meningkatkan aliran darah sehingga
                 meningkatkan tonus otot dan
                 mempertahankan gerakan sendi.
·         Berikan papan kaki, bebat pergelangan,gulungan trokanter atau tangan yang sesuai.
Rasional : mempertahankan posisi fungsional
                ekstremitas dan mencegah komplikasi.
·         Bantu/dorong perawatan diri
Rasional : meningkatkan kekuatan otot dan
                sirkulasi,meningkatkan kontrol pasien
                dalam situasi dan meningkatkan
                kesehatan diri langsung.
·         Awasi ttv saat beraktivitas
Rasional : mencegah hipotensi postural akibat
                 tirah baring lama dan kemudian
                 berdiri.
·         Ubah posisi secara periodik
Rasional : mencegah insiden komplikasi
                 kulit/pernafasan akibat tirah baring
                 lama.
·         Kolaborasi dengan fisiotherapis untuk memberikan latihan ROM aktif dan ROM pasif serta latihan pemenuhan ADL bertahap
Rasional : membantu mempercepat proses
                penyembuhan dan pemenuhan ADL
                mandiri.
4.      Ansietas b.d ancaman actual atau dirasakan adanya ancaman terhadap konsep diri sekunder terhadap : perubahan status kesehatan.
Tujuan             : Ansietas menurun bahkan dapat
                          ditangani.
Intervensi        :
·         Dorong pengungkapan kecemasan atau masalah
Rasional : mendefinisikan masalah dan
                 pengaruh pilihan intervensi.
·         Akui kenyataan /normallitas perasaan termasuk marah
Rasional : memberikan dukungan emosi yang
                dapat membantu klien melalui
                penilaian awal juga selama pemulihan.
·         Beri penjelasan tentang perubahan status kesehatan yang dialami.
Rasional : memberikan informasi yang jujur
                 tentang apa yang dialami klien
                 sehingga proses penerimaan situasi
                 lebih efektif.
·         Dorong penggunaan manajemen stress spt : nafas dalam,bimbingan imajinasi, visualisasi
Rasional : membantu memfokuskan perhatian,
                 meningkatkan relaksasi dan
                 kemampuan koping.
·         Anjurkan pasien untuk berdoa
Rasional : berdoa memberikan ketenangan.
5.      PK(Potensial Komplikasi) : Emboli Lemak
4.      EVALUASI
Evaluasi perkembangan klien dapat dilihat dari pencapaian tujuan dari rencana tindakan  yang ditetapkan.Dalam hal ini pada kasus Fraktur Tertutup evaluasinya sbb:
1.      Nyeri teratasi dengan menunjukan tanda2 nyeri hilang atau terkontrol dan penggunaan   keterampilan relaksasi.
2.      Perubahan perfusi jaringan perifer tidak terjadi.
3.      Klien mampu meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingkat yang memungkinkan dan mampu memenuhi ADL secara bertahap.
4.      Ansietas menurun bahkan dapat ditangani
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito L. J. ( 2000 ) Diagnosa Keperawatan ,Edisi 6. Jakarta : EGC
Muttaqin A. ( 2008 ) Askep Klien Ggn Sistem Muskuloskeletal.Jakarta : EGC
Price A.S. (1998) Patofisiologi, Edisi 2. Jakarta : EGC
Smeltzer S. C. (2002 )Keperawatan Medikal – Bedah Brunner&Suddarth.Jakarta:EGC
Sjamsuhidajat R.( 1997 ) Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta : EGC
Wilkinson M. J. ( 2007 ) Buku Saku Diagnosis Keperawatan .Jakarta : EGC